Langsung ke konten utama

Hanya 1 dari 73 golongan yang dapat masuk surga. berikut faktanya!


              Banyak umat muslim yang sudah tidak asing mengenai Islam yang terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu golongan saja yang masuk surga. Namun diantara yang mengetahui ini hanya sedikit saja yang mengetahui dan bersikap dengan tepat. Bahkan kebanyakan umat muslim karena ketidak tahuannya menjadikan setiap jamaah adalah golongan yang harus ditakuti dan dijauhi karena dipandang akan masuk neraka.
                   Berikut hadits terkait yang membahas 73 golongan tersebut:

HADITS PERTAMA:

Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan.

HADITS KEDUA:

Hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan :


عَنْ أَبِيْ عَامِرٍ الْهَوْزَنِيِّ عَبْدِ اللهِ بْنِ لُحَيِّ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِيْ سُفْيَانَ أَنَّهُ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ: أَلاَ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ: أََلاَ إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ اِفْتَرَقُوْا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ. ثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ .
Dari Abu ‘Amir al-Hauzaniy ‘Abdillah bin Luhai, dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan, bahwasanya ia (Mu’awiyah) pernah berdiri di hadapan kami, lalu ia berkata: “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan dan sesungguhnya ummat ini akan berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga, yaitu “al-Jama’ah.”
HADITS KETIGA:

Hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘anhu.


عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ فِيْ الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِيْ النَّارِ، قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ هُمْ؟ قَالَ: الْجَمَاعَةُ.
Dari ‘Auf bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, satu (golongan) masuk Surga dan yang 70 (tujuh puluh) di Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang 71 (tujuh puluh satu) golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, yang satu di Surga, dan yang 72 (tujuh puluh dua) golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Al-Jama’ah.’
HADITS KEEMPAT:

Hadits tentang terpecahnya ummat menjadi 73 golongan diriwayatkan juga oleh Anas bin Malik dengan mempunyai 8 (delapan) jalan (sanad) di antaranya dari jalan Qatadah diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 3993:

Lafazh-nya adalah sebagai berikut:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ اِفْتَرَقَتْ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَإِنَّ أُمَّتِيْ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً؛ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ
Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, dan sesungguhnya ummatku akan terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang semuanya berada di Neraka, kecuali satu golongan, yakni “al-Jama’ah.”
HADITS KELIMA:

Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dalam Kitabul Iman, bab Maa Jaa-a Fiftiraaqi Haadzihil Ummah no. 2641 dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash dan Imam al-Laalika-i juga meriwayatkan dalam kitabnya Syarah Ushuli I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah (I/111-112 no. 147) dari Shahabat dan dari jalan yang sama, dengan ada tambahan pertanyaan, yaitu: “Siapakah golongan yang selamat itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

مَاأَنَا عَلَيْهِ وَ أَصْحَابِيْ
“Ialah golongan yang mengikuti jejakku dan jejak para Shahabatku.”
Lafazh-nya secara lengkap adalah sebagai berikut:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِيْ مَا أَتَى عَلَى بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلاَنِيَةً لَكَانَ فِيْ أُمَّتِيْ مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ وَإِنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً، قَالُوْا: وَمَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sungguh akan terjadi pada ummatku, apa yang telah terjadi pada ummat bani Israil sedikit demi sedikit, sehingga jika ada di antara mereka (Bani Israil) yang menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka niscaya akan ada pada ummatku yang mengerjakan itu. Dan sesungguhnya bani Israil berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya di Neraka kecuali satu millah saja dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga millah, yang semuanya di Neraka kecuali satu millah.’ (para Shahabat) bertanya, ‘Siapa mereka wahai Rasulullah?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Apa yang aku dan para Shahabatku berada di atasnya.’”
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2641, dan ia berkata: “Ini merupakan hadits penjelas yang gharib, kami tidak mengetahuinya seperti ini, kecuali dari jalan ini.”)


KESIMPULAN

          Kedudukan hadits-hadits di atas setelah diadakan penelitian oleh para Ahli Hadits, maka mereka berkesimpulan bahwa hadits-hadits tentang terpecahnya ummat ini menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, 72 (tujuh puluh dua) golongan masuk Neraka dan satu golongan masuk Surga adalah hadits yang shahih, yang memang sah datangnya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan tidak boleh seorang pun meragukan tentang keshahihan hadits-hadits tersebut, kecuali kalau ia dapat membuktikan berdasarkan ilmu hadits tentang kelemahannya.
            Hadits-hadits tentang terpecahnya ummat Islam menjadi tujuh puluh tiga golongan adalah hadits yang shahih sanad dan matannya. Dan yang menyatakan hadits ini shahih adalah pakar-pakar hadits yang memang sudah ahli di bidangnya. Kemudian menurut kenyataan yang ada bahwa ummat Islam ini berpecah belah, berfirqah-firqah (bergolongan-golongan), dan setiap golongan bang-ga dengan golongannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang ummat Islam berpecah belah seperti kaum musyrikin:
“Artinya : Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama me-reka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [Ar-Rum: 31-32]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan jalan keluar, jalan selamat dunia dan akhirat. Yaitu berpegang kepada Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya.

Jika ada yang bertanya, “Apakah golongan-golongan itu dapat diketahui?”
Dalam Talbis Iblis karangan Ibnul Jauzi (bukan Ibnu Qoyyim Al Jauzi) disebutkan “kami hanya tahu golongan-golongan yang menonjol. Apalagi setiap golongan bisa dibagi-bagi lagi menjadi beberapa kelompok. Kalaupun kami tidak bisa menyebutkan semua nama-nama itu, kita bisa mengetahui golongan-golongan yang menonjol, seperti haruriyah, qadaryah, jahmiyah, murji’ah, rafidhah dan jabariyah.
Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa memang enam golongan inilah yang menjadi akar berbagai golongan yang sesat. Masing-masing dari enam golongan ini terbagi menjadi dua belas golongan, sehingga jumlahnya menjadi tujuh puluh dua golongan. Inilah pembagian masing-masing golongan:

Pertama: Golongan Haruriyah, yang terbagi menjadi dua belas golongan, yaitu

1. Azraqiyah. Mereka berpendapat bahwa siapapun tidak diakui sebagai seorang mukmin dan mereka mengafirkan semua muslim yang mendirikan shalat ke arah kiblat, kecuali jika mereka sejalan dengan pendapatnya.
2. Abdhiyah. Mereka berkata “siapapun yang sejalan dengan kami, maka dialah orang mukmin dan siapa yang tidak sejalan dengan kami, maka dia adalah orang munafik”
3. Tsa’labah. Mereka berkata “Allah tidak menetapkan qadha dan qadar”
4. Hazmiyah. Mereka berkata “kami tidak tahu persis apa iman itu. Semua makhluk akan mendapat ampunan”
5. Khalfyah. Mereka berkata “siapapun yang tidak berjihad, laki-laki maupun wanita adalah kafir”
6. Makramiyah. Mereka berkata “seseorang tidak boleh bersentuhan dengan orang lain, karena tidak diketahui siapa yang suci dan siapa yang najis”.
7. Kanziyah. Mereka berkata “seseorang tidak boleh memberikan hartanya kepada orang lain, karena boleh jadi dia tidak berhak atas harta itu. Oleh sebab itu dia harus tetap meyimpannya, hingga muncul orang-orang yang benar.
8. Syamrahiyah. Mereka berkata “boleh menyentuh wanita lain mahram, karena mereka sama dengan perhiasan”
9. Akhnasiyah. Mereka berkata “setelah meninggal dunia, orang tidak akan mendpatkan balasan yang baik maupun yang buruk”
10. Mahkamiyah. Mereka berkata “siapa yang menetapkan suatu hukum terhadap orang lain, maka dia adalah orang kafir”
11. Mu’tazilah (dan golongan Haruriyah). Mereka berkata “bagi kami sama saja kedudukan ‘Ali dan Mu’awiyah. Karena itu kami menyatakan untuk berlepas diri dari golongan mereka berdua”
12. Maimuniyah. Mereka berkata “Imam tidak di anggap sah kecuali atas ridha orang-orang yang kami cintai”

Kedua: Golongan Qadariyah, yang terbagi menjadi 12 golongan yaitu:

1. Ahmariyah. Mereka berpendapat bahwa syarat adil yang berasal dari Allah ialah jika Dia menguasai seluruh urusan hamba-hambaNya dan menabiri antara diri mereka dan kedurhakaan mereka.
2. Tsanwiyah. Mereka beranggapan bahwa kebaikan itu datangnya dari Allah dan kejahatan itu datangya dari Allah dan Kejahatan itu datangnya dari Iblis
3. Mu’tazilah (dan golongan Qadariyah). Mereka berpendapat tentang Al Qur’an sebagai makhluk dan mereka mengingkari mimpi
4. Kaisaniyah. Mereka berkata,”Kami tidak tahu apakah perbuatan ini datangnya dari Allah ataukah dari manusia? Kami juga tidak tahu apakah manusia akan mendapat pahala ataukah mendapat siksa setelah mati?”
5. Syaithaniyah. Mereka berkata,”Allah tidak menciptakan setan”
6. Syarikiyah. Mereka berkata “semua keburukan ditakdirkan kepada kekufuran”
7. Wahmiyah. Mereka berkata,”perbuatan dan perkataan makhluk itu tidak mempunyai dzat, kebaikan dan keburukan juga tidak mempunyai dzat”
8. Rawandiyah. Mereka berkata,”Setiap kandungan kitab diturunkan Allah harus diamalkan, baik yang nasokh maupun yag mansukh”
9. Bitriyah. Mereka beranggapan bahwa siapapun yang melakukan kedurhakaan lalu bertaubat, maka taubatnya tidak akan diterima.
10. Nakitsiyah. Mereka berpendapat bahwa siapa yang melanggar baiat terhadap Rasulullah SAW maka tidak berdosa
11. Qasithiyah. Mereka lebih mengutamakan pencarian keduniaan daripada menghindarinya.
12. Nizhamiyah. Mereka mengikuti Ibrahim An Nizham, yang berkata,”barangsiapa yang beranggapan Allah adalah sesuatu maka ia telah kafir”

Ketiga: Golongan Jahmiyah, yang juga terbagi menjadi 12 golongan, yaitu:

1. Mu’athalah. Mereka berpendapat bahwa apapun yang terjadi karena dugaan manusia, maka ia disebut makhluk, dan barangsiapa yang beranggapan Allah dapat melihat maka adalah kafir
2. Muraisiyah. Mereka berkata,”Mayoritas sifat Allah Adalah termasuk makhluk”
3. Multazikiyah. Mereka menjadikan  Allah SWT berada disegala tempat.
4. Waridiyah. Mereka berkata,” Tidak masuk neraka orang yang mengetahui Rabb nyadan siapa yang masuk neraka tidak akan keluar selama-lamanya”
5. Zindiqiyah. Mereka berkata”seseorang tidak dapat menetapkan Rabb bagi dirinya. Sebab penetapan tidak bisa diputuskan kecuali dengan dukungan panca indera. Bahan apa yang diketahui belum bisa disebut sesembahan dan apa yang tidak diketahui belum bisa ditetapkan”
6. Haraqiyah. Mereka beranggapan bahwa orang kafir hanya disentuh api neraka sekali saja, dan selanjutnya ia dibakar api dan tidak merasakan panas.
7. Makhluqiyah. Mereka berpendapat bahwa Al Qur’an adalah makhluk
8. Faniyah. Mereka berpendapat bahwa surga dan neraka adalah fana atau berakhir. Diantara mereka ada yang berpendapat bahwa keduanya tidak pernah diciptakan
9. Mughiriyah. Mereka mengingkari keberadaan para rasul dan menganggap para rasul sama dengan penguasa.
10. Waqifiyah. Mereka berkata”kami tidak mengatakan bahwa Al Qur’an itu makhluk dan juga bukan makhluk”
11. Qabriyah. Mereka mengingkari adzab kubur dan syafaat
12. Lafzhiyah. Mereka berkata,”kami melafazhkan Al Qur’an sebagai makhluk”

Keempat: Golongan Murji’ah juga dibagi menjadi 11 golongan, yaitu:

1. Tarikiyah. Mereka berkata,” Allah tidak memiliki kewajiban yang dibebankan kepada makhlukNya kecuali iman. Siapa yang beriman kepadaNya dan mengenaliNya, maka dia boleh berbuat semaunya sendiri’
2. Sa’ibiyah. Mereka berkata,” Allah memberikan kebebasan kepada makhluk agar mereka bisa mengetahui apapun yang mereka inginkan”.
3. Rajiyah. Mereka berkata”kami tidak menyebut orang yang taat sebagai orang yang taat dan orang yang durhaka sebagai orang yang durhaka. Sebab kami tidak tahu apa yang dia peroleh di sisi Allah”
4. Syakiyah. Mereka berkata,”ketaatan itu tidak termasuk bagian dari iman”
5. Baihasiyah. Mereka berkata,”iman itu adalah ilmu. Siapa yang tidak tahu yang haq danyang bathil, yang halal dan yangharam, maka dia adalah orang kafir”
6. Manqushiyah. Mereka berkata,”iman tidak bisa berkurang dan bertambah”
7. Mustastniyah. Mereka menafikan pengecualian dalam masalah iman
8. Musyabbihah. Mereka berkata,”Allah mempunyai penglihatan seperti penglihatanku dan Allah mempunyai tangan seperti tanganku”
9. Hasyawiyah. Mereka menjadikan semua hadits dalam satu hukum yang sama. Meurut mereka, orang yang meninggalkan ibadah nafilah(ibadah sunat) sama seperti orang yang meninggalkan yang fardhu(ibadah wajib)
10. Zhahiriyah. Mereka menafikan qiyas
11. Bida’iyah. Mereka yang pertama kali menciptakan bid’ah ditengah umat ini.


Kelima: Golongan Rafidhah yang juga dibagi menjadi 12 golongan, yaitu:

1. Alawiyah. Mereka berkata,”seharusnya kerasulan jatuh ketangan Ali bin abi thalib dan bukannya kepada Muhammad SAW. Berarti Jibril telah melakukan kesalahan”
2. Amiriyah. Mereka berkata,”Ali adalah sekutu Muhammad SAW dalam urusan agama”
3. Syiah. Mereka berkata,” Ali as mendapat wasiat dari Rasulullah SAWagar menjadi pemimpin sesudah beliau. Oleh kaena itu umat Islam telah kufur karena telah berbaiat kepada selain ali”
4. Ishaqiyah. Mereka berkata,”kenabian terus berkelanjutan hingga hari kiamat, dan setiap orang yang memilikii ilmu tentang ahli baiat, maka dia sama dengan nabi”
5. Nawusiyah. Mereka berkata,”Ali adalah orang yang paling mulia dalam umat ini. Siapa yang menganggap orang lain lebih mulia daripadanya, maka ia telah kufur”
6. Imamiyah. Mereka berkata,”Dunia tidak akan tegak kecuali dengan keberadaan imam yang berasal dari anak-anak Hussain. Seorang imam diketahui Jibril, dan jika dia meninggal dunia digantikan dengan imam yang lain berikutnya”
7. Yazidiyah. Mereka berkata,”Semua anak Hussain harus menjadi Imam dalam shalat. Selagi salah seorang mereka ada disuatu tempat, maka tidak boleh salat dibelakang selainnya, siapapun dia”
8. Abbasiyah. Mereka berpendapat bahwa Al Abbaslah yang lebih berhak menjadi khalifah setelah Rasulullah SAW”
9. Mutanasikhah. Mereka berkata,” Ruh itu bisa menitis. Jika orang yang meninggal dunia adalah orang baik, maka rohnya akan keluar lalu masuk (menitis) kedalam diri orang lain, sehingga hidupnya menjadi bahagia. Jika dia orang yang buruk, maka ruhnya juga bisa masuk dalam diri orang lain, lalu hidupnya menjadi sengsara”
10. Raj’iyah. Mereka berpendapat bahwa Ali dan rekan-rekannya kembali ke duniadan akan melancarkan balasan terhadap para musuhnya.
11. La’iniyah. Mereka adalah yang melaknat Utsan, Thalhah, Az Zubair, Mu’awiyah, Abu Musa, Aisyah dan lain-ainnya dari kalangan para sahabat.
12. Mutarabbishah. Mereka biasa mengenakan pakaian wanita, mengangkat seseorang sebagai pemimpin untuk setiap zaman, dan dia dianggap Al Mahdi umat ini. Jika dia meninggal maka mereka mengangkat orang lain sebagai penggantinya.


Keenam: Golongan Jabariyah juga dibai menjadi 12 golongan yaitu:

1. Mudhtharibah. Mereka berkata,”Anak keturunan Adam tidak berhak menentukan perbuatannya, tetapi Allah yang menentukan segala perbuatan mereka”
2. Af’aliyah. Mereka berkata,”Kita bisa berbuat, tetapi kita tak kuasa untuk mengaturnya. Kita tak ubahnya hewan ternak yang dituntun ke arah gunung”
3. Mafrughiyah. Mereka berkata,”segala sesuatu telah diciptakan, dan sekarang tidak ada hal baru yang diciptakan”
4. Najjariyah. Mereka berpendapat bahwa Allah menyiksa manusia karena perbuatanNya sendiri dan bukan karena perbuatan mereka
5. Mataniyah. Mereka berkata,”Berbuatlah sesuai dengan apa yang melintas dalam hatimu, sesuai dengan bisikan kebaikan didalamnya”
6. Kasbiyah. Mereka berkata,”Manusia tidak perlu mencari sesuatu yang mendatangkan pahala atau siksa”
7. Sabiqiyah. Mereka berkata,”Siapapun yang berkehendak dapat berbuat dan siapapun yang yang tidak berkehendak tidak bisa berbuat. Sesungguhnya orang yang dasarnya berbahagia itu tidak bisa dibuat celaka karena dosa-dosanya, dan orang yang dasarnya menderita itu tidak dapat diubah karena kebaikannya.
8. Hubbiyah. Mereka berkata,”Siapa yang mereguk gelas cinta Allah SWT tidak ada kewajiban baginya untuk mengerjakan rukun-rukun Islam”
9. Khaufyah. Mereka berkata,”Siapa yang mencintai Allah tidak akan takut terhadap siksaNya, karena setiap kekasih tidak akan takut terhadap orang yang dicntainya”
10. Fikriyah. Mereka berkata,”Siapa yang ilmunya banyak, maka kewajibannya menjadi gugur. Tergantung kepada kadar ilmu yang dimilikinya”
11. Khasiyah. Mereka berkata,”Tidak ada perbedaan tentang dunia ini diantara manusia, dan tidak ada kelebihan diantara mereka tentang apa yang mereka warisi dari Adam”
12. Ma’iyah. Mereka berkata,”Perbuatan berasal dari kita dan kesanggupan milik kita”.

wallahualam bishawab


Sumber:

kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M

Ibnul Jauzi.2014. Talbis Iblis (Penerjemah: Kathur Suhardi). Jakarta: Pustaka Al Kautsar

Komentar

Postingan Populer

Jibril, Pemimpin para malaikat.

Sering kita memandangi langit yang indah dengan semburat sinar matahari di pagi hari. Ia bagaikan kanvas biru yang terhampar luas dengan guratan cat putih lapisan awan. Kita juga suka menikmati malam purnama dengan pendaran sinar rembulan yang menerangi ufuk. Cahayanya menancapkan ketenangan tidak menyilaukan, tidak pula memudarkan keindahan. Selain keindahan dan kekokohan langit yang luas tanpa retak itu, pernahkah kita merenungkan bahwa tempat yang berjarak 500 tahun perjalanan dari muka bumi itu adalah sebuah negeri dimana makhluk-makhluk mulia tinggal. Ya, di sanalah tempatnya para malaikat. Allah ﷻ menciptakan malaikat dari cahaya. Cahaya apa? Tidak dijelaskan rincian tentang hal ini dan kita tidak dibebani syariat untuk mencari tahu tentang hal itu. Ibunda Aisyah menyampaikan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian (tanah).” (HR. Muslim no. 2996) Dan jumlah mer

Ternyata banyak yang tidak mengetahui tempat sebenarnya Nabi Ibrahim di kuburkan. Berikut faktanya!

            Nabi Ibrahim as adalah nabi ke-6 dalam sejarah rasul Allah SWT yang wajib diketahui umat Islam.  Ibrahim dilahirkan di sebuah wilayah bernama Faddam Aram, yang terletak di kerajaan Babilonia selatan Iraq.  Ibrahim   merupakan  nabi  yang  bergelar  Khalilullah  (خلیل اللہ, Kesayangan Allah).   Ibrahim bersama anaknya,  Ismail , terkenal sebagai para pendiri  Baitullah . Ia diangkat menjadi nabi yang diutus kepada kaum  Kaldān  yang terletak di negeri  Ur , yang sekarang dikenal sebagai  Iraq . Ibrahim merupakan sosok teladan utama bagi umat Islam dalam berbagai hal. Ibadah  Haji  dan penyembelihan hewan kurban pada  Idul Adha  merupakan beberapa perayaan untuk memperingati sikap berbakti Ibrahim terhadap Allah SWT.              Selama ini banyak diantara kita yang mengetahui letak dari kuburan Nabi Ibrahim berada di Masjidil Haram atau di dekat Ka'bah, ternyata letak asli dari kuburan Nabi Ibrahim bukan yang selama ini kita ketahui. Berikut faktanya! 1. Maqam