Mungkin kita akan bingung jika mendengar bahwa terdapat orang yang tidur selama ratusan tahun dengan keadaan sehat walafiat ketika bangun. Namun bagi Allah SWT tidak ada yang tidak mungkin karena kekuasanNya maha besar. Berikut kisahnya!
Dalam surat al-Kahfi, Allâh Azza wa Jalla menyampaikan salah satu kisah kehidupan masa lalu. Yakni yang dikenal dengan ashhâbul-kahfi, yaitu para pemuda penghuni goa, yang dikisahkan secara global.
Dalam sebuah keterangan disebutkan, bahwa mereka memeluk agama Nabi ‘Isa bin Maryam. Akan tetapi, al-Hâfizh Ibnu Katsir rahimahullah merajihkan, bahwa pemuda-pemuda itu hidup sebelum perkembangan millah Nashraniyah. Seandainya mereka memeluk agama Nashrani, tentu para pendeta Yahudi tidak memiliki data tentang mereka. Sedangkan peristiwa ashhâbul-kahfi, merupakan tema yang dikemukakan oleh Yahudi kepada kaum Quraisy untuk “menguji” kebenaran kenabian Rasûlullâh Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , selain pertanyaan tentang Dzul-Qarnain dan roh. Ini menunjukkan bahwa peristiwa tersebut sudah terbukukan dalam kitab-kitab ahli kitab, dan terjadi sebelum kemunculan agama Nashrani. Wallahu a’lam.
Al-Kahfi, artinya sebuah gua di gunung, dan menjadi tempat pelarian para pemuda tersebut. Allâh berfirman:
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. [Al-Kahfi/18:10]
Allâh Azza wa Jalla mengabarkan bahwa mereka adalah para pemuda yang lari untuk menyelamatkan keimanan mereka dari kaum mereka yang sudah terjerat oleh kesyirikan dan pengingkaran terhadap hari kebangkitan, supaya fitnah itu tidak menimpa mereka. Mereka mengungsi ke sebuah goa yang berada di gunung.
Ketika memasuki gua tersebut, mereka berdoa kepada Allâh memohon rahmat dan belas-kasih-Nya. Dikatakan oleh Syaikh Asy-Syinqithi rahimahullah, bahwa permohonan mereka tersebut merupakan doa yang agung dan mencakup seluruh kebaikan.
Dari doa para pemuda itu, terdapat satu sisi yang ditekankan oleh Syaikh as-Sa’di rahimahullah, yakni, mereka telah menggabungkan atau memadukan antara (usaha yaitu) lari dari fitnah dengan menuju ke suatu tempat yang bisa menjadi persembunyian, (dipadukan) dengan ketundukan dan permintaan kepada Allâh agar dimudahkan urusannya, dan tidak menyandarkan urusan-urusan kepada diri mereka sendiri dan kepada sesama makhluk lainnya.
Tentang jadi diri para pemuda tersebut, Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. [Al-Kahfi/18:13]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan, mereka adalah sekumpulan pemuda yang menerima kebenaran dan lebih lurus jalannya daripada generasi tua dari kalangan mereka, yang justru menentang dan bergelimang dengan agama yang batil.
Para pemuda tersebut hanya beriman kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala semata, tidak seperti kaum mereka. Maka, Allâh Subhanahu wa Ta’ala mensyukuri keimanan mereka, dan kemudian menambahkan hidayah atas diri mereka. Maksudnya, disebabkan hidayah kepada keimanan, maka Allâh Azza wa Jalla menambahkan petunjuk kepada mereka, yakni berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Sebagaimana firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala , yang artinya, “Dan Allâh akan menambahi petunjuk kepada mereka yang telah mendapatkan petunjuk.[Maryam/19:76].
Bangun dari tidur panjang
Tak disangka, ketujuh pemuda tersebut tertidur selama tiga abad. Mereka terbangun gegara Kotmirun, anjing penjaga mereka tiba-tiba menggonggong. Bagi mereka, rasanya mereka tertidur seharian penuh karena saat terbangun matahari hendak terbenam. Mereka tidak mengerti dan masih timbul perdebatan di antara mereka soal berapa lama mereka tertidur.
Keesokan paginya, karena merasa lapar, mereka ingin membeli makanan. Salah satu dari mereka kemudian mengeluarkan beberapa koin emas guna membeli makanan. Salah satu di antara mereka juga rela untuk pergi ke kota membeli makanan. Pemuda tersebut segera meninggalkan gua dan turun gunung. Ia tak melihat pemandangan alam yang berubah signifikan saat dalam perjalanan menuju kota. Benar, mereka masih belum mengerti, berapa lama mereka tertidur.
Sesampainya di pasar, pemuda tersebut heran dan kebingungan. Menurutnya kota tersebut telah berubah dan ia salah tujuan. Orang-orang pun juga heran melihat penampilan pakaian pemuda tersebut. Pemuda itu mengenakan pakaian kuno padahal semuanya telah memakai pakaian model baru. Semua jauh berbeda dan memang sudah berubah. Hanya saja pemuda tersebut belum menyadarinya.
Terungkap
Hingga ketika ia selesai memilih dan hendak membayar makanan yang dibeli, penjual makanan heran dengan koin emas pembayaran pemuda itu. Penjual mengatakan itu adalah uang kuno zaman Kaisar Trojan. Disangkanya juga, pemuda tersebut telah menemukan harta karun berabad lalu yang mulai hilang. Penjual menginginkan koin pemuda itu dan berjanji tak akan mengatakan pada semua orang.
Pemuda tersebut masih tak mengerti dengan maksud penjual makanan. Maka penjual itu mengeluarkan beberapa koin yang berlaku pada masa itu. Karena tetap merasa bukan penemu harta karun dan koin-koin yang ia miliki itu berlaku, pemuda tersebut hanya mengatakan bahwa ia tidak memiliki apa-apa kecuali koin-koin itu. Sontak penjual mencengkeram tangan pemuda tersebut dan berteriak yang membuat semua orang berkumpul.
Pemuda itu ketakutan sambil berteriak agar tidak meyerahkan pada pasukan Trojan. Hal itu membuat orang-orang tertawa. Ya, Trojan sudah meninggal bertahun-tahun lalu. Negeri ini sekarang berada di bawah pimpinan Kaisar Thiodosius. Kaisar dalah orang baik dan beberapa hari lalu telah memeluk agama yang diajarkan Isa.
Seseorang berusia lanjut mengetahui kisah pemuda tersebut dari cerita neneknya. Ketika ia mengatakan tentang si pemuda dan sahabat-sahabatnya, ia hamper pigsan dan jatuh ke tanah. Berita mengenai pemuda-pemuda yang tertidur panjang menyebar bagai kilat. Gubernur pun mendengarnya dan segera memerintahkan pengawalnya untuk menjemput dan menghadapkan pemuda tersebut ke istana.
Saat tiba di istana, Gubernur menanyakan kisah mereka dan hendak menjemput sahabat-sahabatnya yang masih di tempat persembunyian. Segera saja, pemuda bersama Gubernur yang diikuti pula oleh beberapa pasukan menuju gua persembunyian. Salah seorang sahabat pemuda itu merasa khawatir akan keselamatan temannya. Maka ia keluar gua dan mendaki gunung. Ia kaget malah melihat iring-iringan tentara hendak menuju ke tempat persembunyian mereka. Segera ia berlari menuju ke sahabat-sahabatnya.
Ia menceritakan apa yang ia lihat di puncak gunung. Mereka merasa tak karuan hatinya. Cemas, khawatir dan serba takut bercampur menjadi satu. Tiba-tiba mereka dikagetkan akan kedatangan temannya yang kemudian menceritakan kejadian sebenarnya tentang berapa lama mereka tertidur. Pemuda tersebut memohon masuk sendiri ke gua tanpa satupun orang menemaninya. Permintaannya dikabulkan Gubernur dan ia pun masuk sendiri.
Pemuda tersebut segera masuk ke dalam gua dan menceritakan kejadian yang ia alami. Para pemuda yang berada di gua menangis sejadi-jadinya mengetahui akan kebenaran cerita mengenai panjangnya tidur mereka. Mereka menangis karena karena takut dan rindu kepada Allah. Mereka memohon agar Allah mematikan mereka karena mereka milik masa lalu. Allah mengabulkan permintaan mereka. Saat itu juga ketujuh pemuda dan anjingnya telah wafat.
.
Sementara itu, Gubernur dan pasukannya yang menunggu di luar gua masih bersabar menunggu pemuda-pemuda tersebut keluar. Namun, setelah lama tak muncul, akhirnya mereka pun memutuskan masuk ke dalam gua. Mereka melihat suatu pemandangan menakjubkan di dalam gua. Mereka melihat pemuda-pemuda dan anjingnya telah wafat. Mereka pun bersujud atas peristiwa kekuasaan Allah yang luar biasa. Dengan mata kepala mereka, melalui Ashabul Kahfi, mereka mengerti akan kebesaran Allah SWT.
wallahualam bishawab
Sumber:
buku "The Greatest Stories of Al-Qur'an" karya Syekh Kamal As Sayyid
Komentar
Posting Komentar