Langsung ke konten utama

Masih bingung cara membersihkan najis seperti apa? Yuk simak ulasannya!


            Sudah tau terkena Najis, namun masih bingung cara membersihkannya seperti apa? Jangan khawatir karena Islam sangat memperhatikan hal-hal kecil seperti cara membersihkan diri dari Najis. Mari simak ulasannya!


CARA MEMBERSIHKAN NAJIS

1.      Menyucikan kulit bangkai dengan disamak

Samak artinya menyucikan sesuatu daripada kuliat binatang dengan menggunakan bahan-bahan yang bersifat tajam atau peluntur seperti tawas, bahan kimia dan sebagainya.

            Dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“Kulit bangkai apa saja yang telah disamak, maka dia telah suci.”

Namun hadits di atas tidak berlaku umum. Perlu dibedakan antara:
a.       Kulit bangkai yang sebenarnya jika hewannya mati dengan jalan disembelih menjadi halal, maka kulit bangkai tersebut bisa suci dengan disamak
b.      Kulit bankai yang jika hewannya disembelih tidak membuat hewan tersebut halal (artinya: hewan tersebut haram dimakan), maka kulitnya tetao tidak bisa suci dengan disamak.

2.      Menyucikan bejana yang dijilat anjing

Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Cara menyucikan bejana di antara kalian apabila dijilat anjing adalah dicuci sebanyak tujuh kali dan awalnya dengan tanah.”

3.      Menyucikan pakaian yang terkena darah haid

Dari Asma’ binti Abi bakar, beliau berkata:

“Seorang wanita pernah mendatangi Nabi SAW kemudian dia berkata:
“Di antara kami ada yang bajunya terkena darah haid. Apa yang harus kami perbuat?”

Rasullah SAW menjawab:

“Singkirkan darah haid dari pakaian tersebut kemudian keriklah kotoran yang masih tersisa dengan air, lalu cucilah. Kemudian shalatlah dengannya.”

Kalau masih ada bekas darah haid yang tersisa setelah dibersihkan tadi maka hal ini tidaklah mengapa.

Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Khaulah binti Yasar berkata pada Nabi SAW:
“Wahai Rasulullah, aku hanya memiliki satu pakaian. Bagaimana ketika haid saya memakai pakaian itu juga?”

Lantas Nabi SAW bersabda:

“Jika engkau telah suci, cucilah bagian pakaianmu yang terkena darah lalu shalatlah dengannya.”

Lalu Khaulah berujar lagi:

“Wahai Rasulullah, bagaimana kalau masih ada bekas darah?”

Rasulullah SAW menjawab:

“Air tadi sudah menghilangkan najis tersebut, sehingga bekasnya tidaklah membahayakanmu..”

4.      Menyucikan ujung pakaian wanita

Dari ibunya Ibrahim bin Abdur Rahman bin ‘Auf bahwasanya beliau bertanya pada Ummu Salamah (salah satu istri Nabi SAW).
Beliau berkata:

“Aku adalah wanita yang berpakaian panjang. Bagaimana kalau aku sering berjalan di tempat yang kotor?”

Ummu Salamah berkata bahwa Rasulullah  bersabda:

“Tanah yang berikutnya akan menyucikan najis sebelumnya.”

            Sebagaimana ulama menyatakan bahwa yang di maksud najis dalam hadits di atas adalah najis yang sifatnya kering, seperti Imam Ahmad dan Imam Malik. Menurut mereka, jika ujung pakaian wania terkena najis yang sifatnya basah, maka tidak bisa disucikan dengan tanah berikutnya, namun harus dengan cara dicuci.

5.      Membersihkan pakaian dari kencing bayi yang belum mengkonsumsi makanan

Dari Abus Samhi (pembanu Nabi SAW), beliau berkata bahwa Nabi SAW bersabda:

                        “Membersihkan kencing bayi perempuan adalah dengan dicuci, sedangkan bayi laki-laki cukup dengan diperciki.”

                        Yang dimaksudkan di sini adalah bayi yang masih menyusui dan belum mengonsumsi makanan. Kencing bayi laki-laki dan perempuan sama-sama najis, namun cara menyucikannya saja yang berbeda.

6.      Membersihkan pakaian yang terkena madzi

Dari sahl bin Hunaif, beliau berkata:
“Dulu aku sering terkena madzi sehingga aku sering mandi. Lalu aku menanyakan hal ini pada Rasulullah SAW menegenai kejadian yang menimpaku ini. Nabi SAW lantas bersabda, ‘Cukup bagimu berwudhu ketika mendapati seperti ini.’ Aku lantas berkata lagi, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika ada sebagian madzi yang mengenai pakaianku?”. Beliau menjawab, “Cukup bagimu mengambil air seukuran telapak tangan, lalu engkau percikan pada pakaianmu ketika engkau terkena madzi.”

7.      Menyucikan bagian bawah alas kaki (sandal)

Dari Abu Sa’id Al Khudri, beliau berkata:

            Rasulullah SAW pernah shalat bersama para sahabatnya. Ketika beliau melepas kedua sandalnya dan meletakannya di sebelah kirinya, tatkala para sahabat melhat hal itu, mereka pun ikut mencopot sandal mereka. Ketika selesai shalat, beliau bertanya:

“Kenapa kalian melepas sandal kalian?”.
Mereka menjawab:
“Kami melihat engkau mencopot sandalmu, maka kami juga ikut mencopot sandal kami.”
Beliau lantas memberitahu mereka :
“Sesungguhnya Jibril SAW mendatangiku dan memberitahu aku bahwa di sandalku itu terdapat kotoran.”
Beliau lantas bersabda:
            “Apabila salah seorang di antara kalian pergi ke masjid, maka lihatlah, jika terdapat kotoran (najis) atau suatu gangguan di sandal kalian, maka usaplah sandal tersebut (ke tanah) dan shalatlah dengan keduanya.”

8.      Menyucikan tanah

Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata:

Seorang arab badui pernah kencing di masjid, lalu para sahabat ingin menghardiknya. Lantas Nabi SAW berkata kepada sahabatnya:

            “Biarkan dia! (Setelah dia kencing), siramlah kencing tersebut dengan satu ember air. Kalian itu diutus untuk mendatangkan kemudahan dan bukan untuk mempersulit”.

            Dalam hadits di atas, Nabi SAW menyuruh menyiram tanah yang terkena kencing tadi dengan air dengan maksud untuk mempercepat sucinya tanah dari najis. Seandainya tanah tersebut dibiarkan hingga kering, lalu hilang bekas najisnya, maka tanah tersebut dinilai suci. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar ra mengenai anjing yang keluar-masuk masjid dan kencing di sana, namun dibiarkan begitu saja tanpa disiram atau diperciki dengan air. Beliau berkata:
            “Beberapa ekor anjing sering kencing dan keluar-masuk masjid pada zaman Rasulullah SAW. Namun mereka (Rasulullah SAW dan para sahabatnya) tidak memerciki kencing anjing tersebut.”

wallahualam bishawab

Sumber : Panduan Lengkap Shalat Wajib dan Sunnah (KH. Ustadz Sholechul Azis)

Komentar

Postingan Populer

Jibril, Pemimpin para malaikat.

Sering kita memandangi langit yang indah dengan semburat sinar matahari di pagi hari. Ia bagaikan kanvas biru yang terhampar luas dengan guratan cat putih lapisan awan. Kita juga suka menikmati malam purnama dengan pendaran sinar rembulan yang menerangi ufuk. Cahayanya menancapkan ketenangan tidak menyilaukan, tidak pula memudarkan keindahan. Selain keindahan dan kekokohan langit yang luas tanpa retak itu, pernahkah kita merenungkan bahwa tempat yang berjarak 500 tahun perjalanan dari muka bumi itu adalah sebuah negeri dimana makhluk-makhluk mulia tinggal. Ya, di sanalah tempatnya para malaikat. Allah ﷻ menciptakan malaikat dari cahaya. Cahaya apa? Tidak dijelaskan rincian tentang hal ini dan kita tidak dibebani syariat untuk mencari tahu tentang hal itu. Ibunda Aisyah menyampaikan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian (tanah).” (HR. Muslim no. 2996) Dan jumlah mer...

Ternyata banyak yang tidak mengetahui tempat sebenarnya Nabi Ibrahim di kuburkan. Berikut faktanya!

            Nabi Ibrahim as adalah nabi ke-6 dalam sejarah rasul Allah SWT yang wajib diketahui umat Islam.  Ibrahim dilahirkan di sebuah wilayah bernama Faddam Aram, yang terletak di kerajaan Babilonia selatan Iraq.  Ibrahim   merupakan  nabi  yang  bergelar  Khalilullah  (خلیل اللہ, Kesayangan Allah).   Ibrahim bersama anaknya,  Ismail , terkenal sebagai para pendiri  Baitullah . Ia diangkat menjadi nabi yang diutus kepada kaum  Kaldān  yang terletak di negeri  Ur , yang sekarang dikenal sebagai  Iraq . Ibrahim merupakan sosok teladan utama bagi umat Islam dalam berbagai hal. Ibadah  Haji  dan penyembelihan hewan kurban pada  Idul Adha  merupakan beberapa perayaan untuk memperingati sikap berbakti Ibrahim terhadap Allah SWT.              Selama ini banyak diantara kita yang mengetahui letak dari kuburan Nabi Ibrahim ber...

Hanya 1 dari 73 golongan yang dapat masuk surga. berikut faktanya!

              Banyak umat muslim yang sudah tidak asing mengenai Islam yang terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu golongan saja yang masuk surga. Namun diantara yang mengetahui ini hanya sedikit saja yang mengetahui dan bersikap dengan tepat. Bahkan kebanyakan umat muslim karena ketidak tahuannya menjadikan setiap jamaah adalah golongan yang harus ditakuti dan dijauhi karena dipandang akan masuk neraka.                    Berikut hadits terkait yang membahas 73 golongan tersebut: HADITS PERTAMA: Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berka...