Langsung ke konten utama

Kok bisa shalat wajib 50 waktu menjadi 5 waktu? Berikut penjelasannya!

Kita sering mendengar kisah Isra’ Mi’raj Rasul SAW, yang di mana ketika mendapat perintah dari Allah untuk sholat 50 waktu dalam sehari maka nabi SAW bolak balik minta keringanan atas anjuran nabi Musa kepada Allah sehingga menjadi 5 waktu…
Kisah itu dari hadits kan? Sebenarnya hadits yang menuturkan kisah itu palsu nggak sih? Kenapa tidak ada ayatnya?
Soalnya kalo aku pikir-pikir, kok rasanya aneh banget nabi SAW (yang merupakan nabi paling mulia) disuruh bolak balik kaya’ orang bodoh. Dan lagi bukankah Allah Maha Tahu?
Kenapa Allah nggak langsung aja ngasih perintah tuk sholat 5 waktu sejak awal?? Kebijaksanaan apa yang Allah maksud dengan membiarkan nabi kesayangannya harus bolak balik?
Terus yang nyuruh nabi Musa? Nabi Musa kan nabinya orang-orang Bani Israel? Jangan-Jangan ini hadits Israiliyat?
Dan pak ustad apakah saya dosa kalau tanya begini yang kesannya meragukan, soalnya saya sangat ingin tahu semakin saya pelajari Islam semakin saya haus, pak ustadz tolong dijawab ya soalnya saya dalam masa persimpangan.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Shahih tidaknya suatu hadits adalah urusan para ahli hadits. Mereka kita sebut dengan istilah muhaddits. Dengan segala ilmu yang ada, mereka adalah orang-orang yang punya kapasitas dan otoritas untuk menilai dan menetapkan kedudukan suatu hadits.

Sementara kita yang bukan ahli hadits, tentu saja tidak dibenarkan main tuduh tentang kedudukan suatu hadits. Shahih dan tidaknya suatu hadits, sama sekali kita tidak pernah mengetahuinya, dan tidak pernah ada yang memberikan otoritas kepada kita untuk mengatakan apa pun tentang hal itu.
Mereka yang termasuk para muhaddits adalah para ulama besar yang diakui oleh dunia Islam sepanjang sejarah. Di tempat teratas, boleh kita sebut nama-nama besar seperti Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim rahimahumallah.
Keduanya boleh dibilang begawan dalam ilmu hadits. Masing-masing telah menyusun kitab yang disepakati sebagai kitab paling shahih di dunia setelah Al-Quran. Tidak ada yang menentang hal ini dan sudah teruji sepanjang 14 abad terakhir ini.
Hadits Mi’raj
‏قال النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏ففرض الله عز وجل على أمتي خمسين صلاة فرجعت بذلك حتى مررت على ‏ ‏موسى ‏ ‏فقال ما فرض الله لك على أمتك قلت فرض خمسين صلاة قال فارجع إلى ربك فإن أمتك لا تطيق ذلك فراجعت فوضع شطرها فرجعت إلى ‏ ‏موسى ‏ ‏قلت وضع شطرها فقال راجع ربك فإن أمتك لا تطيق فراجعت فوضع شطرها فرجعت إليه فقال ارجع إلى ربك فإن أمتك لا تطيق ذلك فراجعته فقال هي خمس وهي خمسون لا يبدل القول لدي فرجعت إلى ‏ ‏موسى ‏ ‏فقال راجع ربك فقلت استحييت من ربي
Nabi SAW bersabda, "Allah mewajibkan atas umatku 50 shalat dan aku kembali dengan perintah itu, sampai aku melewati nabi Musa di mana dia bertanya, "Apa yang Allah wajibkan kepada umatmu?" Aku menjawab, "Allah mewajibkan 50 shalat."Musa berkata, "Kembali kepada tuhanmu, karena umatmu tidak akan kuat atas perintah itu." Maka aku kembali dan Allah menghapuskan separuhnya dan aku kembali kepada Musa dan berkata, "Allah telah menghapuskan sepatuhnya."
Musa berkata lagi, "Kembali kepada tuhanmu, karena umatmu tidak akan kuat atas perintah itu." Maka aku kembali dan Allah menghapuskan separuhnya dan aku kembali kepada Musa.
Musa berkata lagi, "Kembali kepada tuhanmu, karena umatmu tidak akan kuat atas perintah itu." Maka aku kembali dan Allah berkata, "Shalat itu lima (waktu) dan dinilai lima puluh (pahalanya) dan perkataan-Ku tidak akan berganti." Aku kembali lagi kepada Musa.
Musa berkata lagi, "Kembali kepada tuhanmu." Namun aku berkata, "Aku sudah malu kepada tuhanku."(HR Bukhari Muslim)
Kedudukan Hadits Mi’raj
Hadits tentang kisah mi’raj nabi Muhammad SAW bertemu dengan nabi Musa ‘alaihissalam, adalah hadits yang terdapat di dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim. Artinya, hadits itu adalah hadits yang shahih, bukan hadits dhaif atau hadits palsu.
Selain Al-Bukhari dan Muslim, para ahli hadits lainnya juga mengatakan hal yang sama, yaitu hadits ini adalah hadits yang shahih. Tidak adasatu pun catatan yang menyebutkan bahwa misalnya ada satu ahli hadits yang mengatakan bahwa riwayat ini tidak shahih atau palsu.
Tawar Menawar
Adapun urusan’tawar menawar’ masalah kewajiban shalat 5 waktu yang dipermasalahkan, sebenarnya tidak perlu dibikin susah. Haditsnya sudah shahih dan kita sudah menerima dengan sepenuh keyakinan.
Kita tidak mungkin mengatakan bahwa nabi Muhammad SAW orang bodoh karena mau disuruh-suruh. Siapa yang menafsirkan bahwa nabi Muhammad SAW disuruh-suruh? Beliau sendiri tidak merasa disuruh-suruh oleh Musa.
Hanya para orientalis dan dan para zindiq saja yang kemudian memelintir kenyataan menjadi mimpi siang bolong seolahnabi Muhammad SAW jadi bodoh karena mau disuruh-suruh oleh nabi Musa.
Kalau kita mengerti ilmu bayan, balaghahdan ilmu bahasa arab, tidak semua kata perintah berarti menyuruh sebagaimanatuan memerintah kepada jongosnya. Misalnyaucapan kita kepadaAllah SWT di dalam surat Al-Fatihah: Ihdinashshirathal mustaqim, yang artinya adalah berilah kami petunjuk jalan yang lurus. Kata ihdina adalah fi’il amr yang berfungsi perintah.
Laluapakah kita dengan itu kita boleh mengambil kesimpuan bahwa kita ini adalah tuandanAllah (na’uzubillah) adalah jongos, lalu Dia kita suruh-suruh, hanya lantaran kita memerintahkan sesuatu kepada Allah?
Kalau pertanyaanya kenapa tidak ada kisah itu di dalam Al-Quran, jawabnya itu adalah urusan Allah. Apakah sebuah keimanan harus ditulis dulu di dalam Al-Quran baru kita mau percaya? Apa yang kurang dari hadits nabawi? Atau jangan-jangan kita sudah terpedaya oleh pemikiran-pemikiran paham ingkarussunnah?
Apa salahnya kisah itu dituliskan di dalam hadits nabawi? Apakah kalau sebuah kisah hanya ditulis di dalam hadits nabi, lantas kita boleh begitu saja main vonis bahwa kisah itu palsu atau israiliyat? Apakah semua hadits itu israiliyat?
Nabi Musa Shahabat Nabi Muhammad SAW
Yang benar adalah bahwa nabi Musa adalah shahabat nabi Muhammad SAW. Beliau pernah punya pengalaman buruk dengan kaumnya yang yahudi itu. Makanya begitu mendengar umat nabi Muhammad SAW dibebani shalat 50 waktu, Musa memberi saran dan masukan, bukan perintah apalagi menjadikan nabi SAW sebagai orang bodoh yang disuruh-suruh. Tidak pernah nabi Musa main paksa kepada nabi Muhammad SAW.
Dan bagi Allah SWT tidak ada masalah kalau sengaja membuat nabi Muhammad SAW bolak-balik. Tidak ada yang perlu dipermasalahkan dari kisah itu, semua biasa-biasa saja. Wajar kalau Allah SWT mengoreksi perintahnya sendiri. Sama sekali tidak menunjukkan ketidak-sepurnaan-Nya.
Yang perlu diherankan justrucara berpikir negatif para zindiq, yang dengan mudah memvonisnabi Muhammad SAW sebagai orang bodoh (naudzubillah). Ada ada saja celah yang mereka gunakan untuk melakukan penghinaan kepada agama ini.
Sayangnya, mereka yang bukan zindiq terkadangikut terbawa-bawa dengan pikiran jahat, lantaran pikiran-pikiran jahat itu memang diposting di internet. Mungkin cara berpikir para zindiq inilahyang justru perlu diinstall ulang.
Wallahu a’lam bishshawa, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


sumber: https://www.eramuslim.com

Komentar

Postingan Populer

Jibril, Pemimpin para malaikat.

Sering kita memandangi langit yang indah dengan semburat sinar matahari di pagi hari. Ia bagaikan kanvas biru yang terhampar luas dengan guratan cat putih lapisan awan. Kita juga suka menikmati malam purnama dengan pendaran sinar rembulan yang menerangi ufuk. Cahayanya menancapkan ketenangan tidak menyilaukan, tidak pula memudarkan keindahan. Selain keindahan dan kekokohan langit yang luas tanpa retak itu, pernahkah kita merenungkan bahwa tempat yang berjarak 500 tahun perjalanan dari muka bumi itu adalah sebuah negeri dimana makhluk-makhluk mulia tinggal. Ya, di sanalah tempatnya para malaikat. Allah ﷻ menciptakan malaikat dari cahaya. Cahaya apa? Tidak dijelaskan rincian tentang hal ini dan kita tidak dibebani syariat untuk mencari tahu tentang hal itu. Ibunda Aisyah menyampaikan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian (tanah).” (HR. Muslim no. 2996) Dan jumlah mer

Ternyata banyak yang tidak mengetahui tempat sebenarnya Nabi Ibrahim di kuburkan. Berikut faktanya!

            Nabi Ibrahim as adalah nabi ke-6 dalam sejarah rasul Allah SWT yang wajib diketahui umat Islam.  Ibrahim dilahirkan di sebuah wilayah bernama Faddam Aram, yang terletak di kerajaan Babilonia selatan Iraq.  Ibrahim   merupakan  nabi  yang  bergelar  Khalilullah  (خلیل اللہ, Kesayangan Allah).   Ibrahim bersama anaknya,  Ismail , terkenal sebagai para pendiri  Baitullah . Ia diangkat menjadi nabi yang diutus kepada kaum  Kaldān  yang terletak di negeri  Ur , yang sekarang dikenal sebagai  Iraq . Ibrahim merupakan sosok teladan utama bagi umat Islam dalam berbagai hal. Ibadah  Haji  dan penyembelihan hewan kurban pada  Idul Adha  merupakan beberapa perayaan untuk memperingati sikap berbakti Ibrahim terhadap Allah SWT.              Selama ini banyak diantara kita yang mengetahui letak dari kuburan Nabi Ibrahim berada di Masjidil Haram atau di dekat Ka'bah, ternyata letak asli dari kuburan Nabi Ibrahim bukan yang selama ini kita ketahui. Berikut faktanya! 1. Maqam

Hanya 1 dari 73 golongan yang dapat masuk surga. berikut faktanya!

              Banyak umat muslim yang sudah tidak asing mengenai Islam yang terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu golongan saja yang masuk surga. Namun diantara yang mengetahui ini hanya sedikit saja yang mengetahui dan bersikap dengan tepat. Bahkan kebanyakan umat muslim karena ketidak tahuannya menjadikan setiap jamaah adalah golongan yang harus ditakuti dan dijauhi karena dipandang akan masuk neraka.                    Berikut hadits terkait yang membahas 73 golongan tersebut: HADITS PERTAMA: Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Kaum Yahudi telah ter